
Pengalaman Mendapatkan Beasiswa PMDSU
Halo, saya Yulia Amirul Fata, biasa dipanggil Yulia. Saya adalah salah satu awardee beasiswa PMDSU Batch 4 tahun 2017 di IPB. Nah, saya akan menceritakan pengalaman saya menjadi salah satu awardee beasiswa PMDSU. Saya harap kamu termotivasi dengan cerita saya, dan bisa mendapatkan beasiswa PMDSU. Untuk info beasiswa lain, silahkan click disini.
Baca juga: Jasa Penerjemah Tersumpah
PMDSU adalah salah satu program ristekdikti yang bertujuan untuk meningkatkan lulusan Doktor untuk memenuhi kebutuhan dosen dengan kualitas pendidikan minimal S2. Jadi, melalui program ini kita bisa melanjutkan studi S2 sekaligus S3 dalam kurun waktu 4 tahun. Beasiswa ini dimulai sejak tahun 2013. Rerhitung sejak batch 3, PMDSU sudah membuka pendaftaran setiap tahun. Tapi info ini masih harus selalu di cek, ya. Karena saya juga tidak tahu apakah tahun ini PMDSU akan membuka pendaftaran.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa MEXT di Jepang
Dimulai dengan mencari informasi sedalam mungkin tentang promotor dan bidang studi promotor, Saat itu saya berpikir jika IPB memiliki promotor yang sesuai dengan bidang saya. Maka dari itu saya mendaftar di IPB. Pendaftaran dilakukan dua kali secara online, yaitu memalui ristekdikti dan universitas tujuan saya, IPB. Lalu saya mengikuti seleksi TPA. Tidak semua instansi melakukan seleksi TPA, tapi kala itu IPB mengadakan tes tersebut. Pelaksanaan TPA pun flexsible, dan setiap instansi memiliki jadwal yang berbeda. Dulu saya tes TPA di Malang, namun karena suatu halangan, akhirnya saya tes di Bogor.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa KGSP di Korea Selatan Jalur Embassy
Sambil menunggu pengumuman, saya mempersiapkan segala dokumen berikut proposal riset saya. Memperhatikan dan mempersiapkan syarat pendaftaran adalah yang saya perhatikan. Saya merasa persiapan persyaratan dokumen itu sangat penting. Dan sambil menunggu pengumuman, saya juga mendaftar ke beasiswa lain serta lowongan pekerjaan, jika seandainya saya tidak lolos PMDSU. Mengenai proposal riset, awalnya saya menulis 10 halaman proposal. Namun karena tidak ada promotor yang tertarik dan sesuai dengan proposal saya, saya kemudian merevisinya menjadi proposal riset terkait hidrologi sejumlah 2 lembar. Akhirnya saya mendapat promotor yang sesuai. Oh iya, saya bisa menyesuaikan proposal riset karena saya mencari tahu tentang promotor yang ada di IPB serta penelitian mereka. Dari situlah saya menyesuaikan proposal riset saya.
Baca juga: Pengalaman Mengikuti Kompetisi Nasional dan Internasional
Nah, karena saya lolos penyeleksian tahap universitas, saya kemudian menunggu penyeleksian tahap promotor. Promotor atau pembimbing adalah kunci utama beasiswa ini. Karena jika promotor menyetujui proposal kita, maka barulah kita bisa menjadi kandidat beasiswa PMDSU. Setelah saya mengganti proposal riset, saya pun mendapat promotor dan berhasil diterima sebagai awardee PMDSU di IPB.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa LPDP
Menurut saya, tantangan terbesar awardee beasiswa PMDSU adalah pembangian waktu. Di tahun pertama, saya mengambil seluruh SKS jenjang pendidikan S2. Sehingga di tahun kedua saya hanya tinggal menggarap thesis S2 saya. Selama mengerjakan thesis, saya juga mengambil kelas teori jenjang S3. Jadi pada tahun kedua, saya mengerjakan thesis S2 sekaligus kuliah S3. Sebenarnya awardee tidak wajib melakukan itu, tapi saya rasa, cara ini lah yang paling efektif. Memang terdengar sangat berat, tapi karena saya berusaha enjoy.
Baca juga: Pengalaman Mendaftar Lolos dan Kuliah di PKN STAN
Kendala lain yang mungkin ditemui oleh awardee adalah, pertama saat penelitian. Ketika pengumpulan data, narasumber bisa saja menolak memberikan data. Karena hal tersebut ada beberapa teman saya yang akhirnya thesisnya molor. Ada juga yang molor karena kurang komunikasi dengan promotor. Jadi, kalau nanti kamu diterima sebagai awardee beasiswa PMDSU, jangan lupa untuk rajin laporan dan berkomunikasi dengan promotor, minimal seminggu sekali.
Terakhir, kandidat beasiswa PMDSU juga berkawajiban bikin LPJ, nih. Tentu kamu sudah tidak asing dengan LPJ, kan? Saya harus memberika laporan keuangan, rincian pemakaian dana beasiswa. Jadi, saya harus mengumpulkan nota dengan total Rp. 60 juta. Kebayang kan pusingnya? Tapi menurut saya semua itu worth it untuk dilalui. Karena akhirnya saya bisa lulus S2 sekaligus S3, gratis pula!
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa Unggulan