
Pengalaman Menjadi Penerima Beasiswa Unggulan Tahun 2019
Beasiswa Unggulan atau BU memang sudah sangat dikenal oleh pejuang beasiswa. Pasalnya, beasiswa asal Kemendikbud ini memberikan benefit beasiswa yang cukup banyak, diantaranya uang buku, uang bulanan, dan biaya UKT hingga lulus. Nah, tidak mengherankan nih, jika pendaftar BU cukup banyak setiap tahun. Saya adalah salah satunya. Saya Bashirah, dan alhamdullillah saya berhasil mendapatkan Basiswa Unggulan pada tahun 2019. Di kesempatan kali ini, saya ingin berbagi kepada pejuang beasiswa sekalian mengenai pengalaman saya menjadi awardee BU. Untuk cerita pengalaman lain, silahkan click disini.
Baca juga: Jasa Penerjemah Tersumpah
Mendaftar BU
Sejak semester 1, sebenarnya saya telah banyak meng-kepo-in info BU ke kating (kakak tingkat) saya. Jadi, saya sudah memiliki bayangan perihal apa saja yang harus saya persiapkan, dan sejujurnya saya sudah mulai mempersiapkan segala persyaratan tersebut. Walaupun begitu, pendaftaran BU tidak kunjung dibuka. Nah, akhirnya persiapan untuk pendaftaran BU berhenti di tengah jalan. Perlu kamu ketahui jika umumnya, BU membuka pendaftaran 2 kali dalam setahun. Pada tahun 2019 membuka satu kali kesempatan pendaftaran. Pada saat BU mengumumkan pendaftaran telah dibuka, saya tentu begitu semangat untuk mendaftar.
Nah, kala itu saya sedang berada di kampung halaman saya, di Sulawesi. Hal ini menjadi tantangan saat saya mendaftar, karena saya sendiri berkuliah di Semarang. Persiapan persyaratan dokumen yang belum saya selesaikan menjadi proses yang sangat menantang bagi saya. Saya harus mempersiapkan dokumen dalam jarak jauh. Bisa membayangkan bagaimana repotnya, kan? Ditambah dokumen yang diperlukan untuk mendaftar cukup banyak. Bahkan, sebenarnya, banyak mahasiswa yang menyerah setelah melihat sederet syarat dokumen untuk pendaftaran tersebut.
Baca juga: Pengalaman Mengikuti Model United Nation (MUN) PBB
Saya yang memang sudah betekad untuk meringankan beban orang tua, berusaha keras untuk mempersiapkan segala dokumen. Namun, surat rekomendasi dari kampus menjadi hal yang sulit dilakukan, mengingat saya sedang di kampung halaman. Beruntung saya dulu pernah menjadi juara 1 lomba KSM Matematika tingkat kabupaten MA dan juara 1 lomba KSM Biologi tingkat provinsi Mts. Nah, sebab itu, saya menghubungi instansi yang mengadakan lomba tersebut dan meminta surat rekomendasi dari mereka. Untuk teman-teman yang memiliki kendala yang sama, cara seperti ini bisa kamu terapkan, ya.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa Brunei Darussalam Government
Essay dan Proposal untuk BU
Dua poin persyaratan dokumen lain yang cukup menantang adalah essay dan proposal. Untungnya tahun 2020 proposal studi sudah dihapuskan. Jadi kamu tidak perlu membuat proposal studi lagi. Sedangkan untuk essay, kamu justru harus sangat memperhatikan penulisan essay. Pada tahun-tahun sebelumnya, ada awardee yang lolos BU karena penulisan essay yang sangat bagus, padahal dia tidak memiliki prestasi. Dengan kata lain, penyeleksian BU dititik beratkan pada essay.
Melalui essay, kamu bisa menceritakan perjuangan yang sudah kamu lakukan hingga sekarang. Bahkan tidak jarang pendaftar menceritakan perjuangan semenjak SD, lo. Selain itu, kamu juga bisa membuat essay yang membahas prestasi yang telah kamu raih, atau penjelasan kamu menganai jurusan pilihan beserta kontribusi yang telah kamu berikan untuk Indonesia.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa Russian Government
Kewajiban Awardee
BU mengharuskan awardeenya mematuhi beberapa kewajiban, nih. Kewajiban pertama adalah penerima beasiswa harus mempertahankan peraihan IPK. Tidak ada kewajiban bagi awardee untuk selalu meningkatkan nilai IPK di tiap semester. Namun, awardee tidak boleh menerima IPK di bawah 3.25 selama dua kali berturut-turut, atau kamu akan mendapat sanksi. Selanjutnya adalah laporan KHS dan keuangan. Setiap awardee harus menyetorkan KHS setiap semester beserta bukti pembayaran UKT.
Baca juga: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa KGSP di Korea Selatan Jalur Embassy