Mengapa Sulit Saat Pertama Kali Mengerjakan Sesuatu
Mungkin kamu merasa kesal saat kamu kesulitan dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan kamu melirik temen disamping mu dapat mengerjakannya dengan mudah. Kemudian, kamu membatin ‘kok dia bisa, aku enggak. Apa aku bodoh?’ Jika kamu pernah berada dalam kondisi tersebut, itu bukan berarti kamu bodoh. Tapi, lebih disebabkan karena pekerjaan tersebut adalah hal baru bagi mu, atau kamu tidak menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengerjakan itu sebelumnya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh bagaimana otak kamu menyimpan ingatan (memori). Tapi mengapa selalu sulit saat pertama kali belajar dan mengerjakan sesuatu?
Baca juga: Rupiah Melemah! Daripada Panik, Lakukan Ini Untuk Membantu Ekonomi Indonesia
Salah satu bukti bahwa mengalami kesulitan dalam mengerjakan sesuatu yang baru bukanlah tanda kebodohan adalah bagaimana kamu berjalan. Apakah kamu kamu secara sadar menggerakkan kaki kanan bergantian dengan kaki kiri saat berjalan? Saya yakin dibelahan bumi bagian manapun, kamu melakukannya tanpa sadar dan tanpa berfikir. Tapi, jika kamu mencoba flashback pada saat kamu masih bayi, berjalan adalah kegiatan yang hampir tidak mungkin. Seandainya orang tua mu tidak pernah mengajak mu jalan-jalan hehe, kamu tidak akan pernah bisa jalan.
Kedua, apakah saat kamu sedang membaca artikel ini, kamu sadar bahwa kamu sedang bernafas? Pasti tidak! Tapi, karena saya bertanya, sekarang kamu harus bernafas dengan sadar Hehe. Memang kamu tidak usah berlatih bernafas sebagaimana kamu harus berlatih berjalan. Bernafas memang sudah terperogram secara otomatis untuk dilakukan. Namun, berjalan dan bernafas menunjukkan bagaimana cara kerja dasar otak manusia, yaitu menyimpan dengan baik kegiatan yang diulang-ulang dan kegiatan yang penting.
Kamu dapat mengambil kesimpulan sederhana bahwa pekerjaan yang diulang-ulang dan yang penting akan disimpan dengan baik oleh otak. Saat sudah disimpan, kegiatan tersebut akan menjadi lebih mudah. Namun, pasti kamu masih penasaran bagaimana proses sebenarnya dalam otak manusia. Sebelum memahami lebih lanjut tentang proses otak dalam menyimpan ingatan (memori), kamu harus memahami beberapa istilah penting berikut:
Neuron (sel otak), semua ingatan yang kamu miliki disimpan dalam bentuk sel otak. Sel otak tersebut memiliki beberapa bagian diantaranya dendrit yang berfungsi menghubungkan sel otak satu dengan yang lain, Mielin yang berfungsi untuk mempercepat jalannya informasi di dalam otak.
Saat sebuah pekerjaan pertama kali kamu lakukan, otak kamu sama sekali tidak memiliki neuron yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Mau tidak mau, otak harus membuat neuron baru yang membuat kamu berfikir keras tentang apa, mengapa dan bagaimana kamu harus mengerjakan itu. Pada tahap ini otak kamu mencoba menyerap sebanyak mungkin informasi dari semua indra yang kamu miliki. Informasi-informasi tersebut kemduian diubah dalam bentuk neuron baru. Kamu bisa bayangkan betapa sibuknya otak kamu waktu itu. Proses ini, dalam kehidupan sehari-hari, mirip dengan saat kamu memindahkan data dari laptop ke flashdisk.
Namun, kamu harus ingat bahwa setiap hari otak menerima jutaan informasi baru. Informasi tersebut sebagian besar dihapus dan hanya beberapa yang benar-benar disimpan. Dua dari cara otak memilih mana informasi yang harus disimpan dan dihapus adalah dengan melihat seberapa sering diulang dan seberapa penting informasi tersebut. Mari lanjutkan untuk menyelami apa yang terjadi di dalam otak.
Baca juga: Tidak hanya secara psikologis, senyum juga bermanfaat secara medis
Setelah neuron sudah terbentuk, otak mulai menentukan apakah informasi yang baru ini penting. Caranya adalah apakah memeriksan neuron lain yang memiliki informasi yang sama, mirip atau ada hubungannya. Proses ini terjadi dengan cara neuron yang sudah terbentuk mencoba untuk berkomunikasi dengan neuron lain. Jika ternyata informasi yang ada pada neuron baru tersebut memiliki kesamaan dengan informasi yang lama, kedua neuron tersebut akan saling berhubungan menggunakan dendrit. Dan informasi tersebut akan semakin kuat untuk diingat.
Itulah kenapa ketika anak kecil belajar, mereka sering menghubung-hubungkan. Contoh, angka dua seperti angsa, angka empat seperti kursi terbalik, dan angka tujuh memiliki tikungan tajam. Setajam tikungan temen ke gebetan, eh! Hehe. Menghubung-hubungkan adalah cara alami otak untuk menetukan apakah sebuah informasi penting. Jadi, saat kamu mempelajari sesuatu yang baru. Coba pikirkan kira-kira informasi tersebut mirip dengan apa yang pernah kamu pelajari dulu. Proses kedua ini sama dengan saat kamu memasukkan file yang baru dikirim ke flashdisk tadi ke sebuah folder.
Contoh kasus lain adalah ketika kamu berkenalan dengan orang baru dan dia menyebutkan nama. Nama seseorang sulit sekali untuk dihubungkan dengan informasi lain, oleh karena itu kamu mudah melupakan nama orang yang baru saja berkenalan tersebut. Tapi, saat kamu sudah mulai berinteraksi, kamu kemudian bisa mulai mengingat namanya karena sudah ada informasi-informasi berupa kegiatan yang dilakukan bersama-bersama. Eh giliran udah ingat nama, dia pergi dengan orang lain. Kan otak jadi nyariin. Hehe.
Lalu, apa yang terjadi kepada neuron yang tidak memiliki informasi yang sama dengan neuron lain? Ada dua kondisi. Pertama, menunggu neuron baru yang memiliki kemiripan atau kesamaan. Kedua, saat tidak ada neuron baru, dalam beberapa waktu dia akan dihapus dan dilupakan.
Pada kondisi pertama, saat informasi yang sama datang lagi, ini adalah alarm bagi otak yang menandakan bahwa informasi tersebut penting karena ada pengulangan terjadi. Otak kemudian memprediksi bahwa informasi yang sama akan digunakan lagi di masa depan. Setelah menghubungkan informasi baru dengan informasi lama, Neuron merespon dengan mempertebal mielin. Semakin tebal mielin, semakin cepat proses pengiriman informasi. Ya ibarat mau mengirimkan barang, kamu memilih paket YES atau Yakin Esok Sampai. Hehe.
Ingat kata kuncinya bahwa semakin sering informasi diulang, semakin tebal mielin yang ada. Dan semakin tebal mielin, semakin cepat informasi dikirim. Contoh, saat pertama kali memiliki hape, kecepatan mengetik kamu lambat. Mata kamu sibuk mencari dimana letak huruf yang ingin kamu tulis, jari kamu terasa kaku untuk pindah, dan kadang masih terdapat typo. Tapi, semua itu tidak membuat kamu berhenti mengetik. Kamu mengulangi dan mengulanginya lagi. Hingga saat ini, saya yakin kamu sudah tidak usah memplototi huruf yang kamu ingin ketik dan kamu secara hampir tidak terasa menggerakkan jari-jari mu. Semua hal memiliki pola yang sama. Semua orang merasakan hal yang sama. Bukan cuma kamu.
Baca juga:
Mengapa Sulit Memahami Pelajaran yang Dibenci
Bermanfaat sekali. Terimakasih wawasannya, kak.